Rabu, 03 Desember 2014

Laporan Praktikum Fisika (Neraca Ohauss)



PRAKTIKUM FISIKA
KELAS MIA 1






Nama            : Nur Asra Nasir
Nis                 : 10274
Kelas             : XI MIA 1
Anggota kelompok  :
1.      Fathur Rahman
2.      Alethea Randi Lodi Lebang
3.      Amila Mufliha B.T
4.      Awal Renaldi
5.      Nur Asra Nasir







LABORATORIUM FISIKA
SMA NEGERI 1 BATAENG
2014





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya lah sehingga Laporan yang berjudul “Laporan Hasil Praktikum Fisika Pengukuran massa Benda dengan menggunakan neraca ohauss“ ini dapat terselesaikan , meskipun masih jauh dari kesempurnaan.dan tak lupa juga kita kirimkan salam dan shalawat kepada nabi besar kita MUHAMMAD SAW, yang membawa kita dari alam yang gelap ke alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Dan juga ucapan rasa terima kasih kepada guru pembina, yang telah membimbing kami sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Dan terimah kasih juga kepada teman-teman karena atas dukungan dan partisipasinya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikianlah laporan yang telah kami selesaikan apabila ada kesalahan kami siap menerima kritik dan  saran yang membangun dari teman agar laporan kami dapat mendekati kesempurnaan.
                                                             
Bantaeng, 31 Oktober 2014
                                                                                                                       

 Penulis











DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I     Pendahuluan
A.       Latar Belakang
B.       Rumusan Masalah
C.       Tujuan Percobaan
D.       Manfaat
Bab II    Tinjauan Pustaka
A.    Pengertian
B.     Fungsi dan Prinsip kerja Neraca Ohaus
C.     Skala dalam Neraca Ohaus
Bab III  Metode PPraktikum
A.       Waktu dan Tempat
B.       Alat dan Bahan
C.       Langkah  Kerja
Bab IV   Hasil dan Pembahasan
A.    Hasil
B.     Pembahasan
Bab V    Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran
Daftar Pustaka








BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
        Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, di mana eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran, menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran disebut alat ukur.
Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaran massa seperti neraca. Neraca yang dimaksud adalah neraca Ohaus. Neraca ohaus terdapat sedikit perbedaan dengan necara yang sering dijumpai di pasar-pasar tradisional. Hal ini dikarenakan neraca Ohaus memiliki ketelitian lebih tinggi disbanding neraca yang ada di pasar-pasar tradisional.
Sebelum memakai neraca Ohaus di dalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami oleh praktikan dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang terdapat pada neraca ohaus agar diperoleh data yang benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
      Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka memiliki keteram¬pilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat,

fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja. Jika pengetahuan alat praktikan kurang maka akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Hal ini dikarenakan selama praktikum praktikan dilibatkan aktif dengan pemakaian, perangkaian alat. Praktikan yang memiliki pengetahuan kurang mengenai alat-alat dapat mendatangkan bahaya yang mungkin terjadi ketika sedang mengadakan percobaan. Oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul Alat ukur massa neraca Ohaus agar praktikan dapat menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga praktikan memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan.

B.       Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini:
1.         Apakah yang dimaksud dengan neraca ohaus?
2.         Bagaimana cara menggunakan neraca ohaus?

C.      Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini :
1.         Untuk menegetahui apa yang dimaksud dengan neraca ohaus
2.         Untuk mengetahui cara menggunakan neraca ohaus

D.      Manfaat Praktikum
Adapun manfaat pada praktikum ini :
1.         Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan neraca ohaus
2.         Dapat mengetahui cara menggunakan neraca ohaus
3.         Dapat menambah wawasa tentang neraca ohaus









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohaus, neraca lengan gantung, dan neraca digital. Neraca Analitis Dua Lengan berguna untuk mengukur massa  benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram. Neraca Ohaus berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam  praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.


B.     Fungsi dan Prinsip kerja Neraca Ohaus.
Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan  pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca. Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.

C.    Skala dalam Neraca Ohaus.
Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya. Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat  pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat.Secara matematis dapat ditulis: Ketidakpastian = ½ x skala terkecil. Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga diperoleh ketidakpaastian ½ × 0,1 = 0,05.
Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara lain:
1.      Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar
2.      Meletakkan benda yang akan diukur massanya
3.      Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan
4.      Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
Cara membaca neraca ohaus
1.      Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan neraca.
2.              Hasil pengukuran dinyatakan dengan Lengan 1 + lengan 2 *(jika neraca 2 lengan) + lengan 3 *(jika neraca 3 lengan)







BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.      Waktu dan tempat
Penelitian ini di lakukan pada hari Kamis, 28 Oktober 2014. Bertempat di laboratorium fisika SMA Negeri 1 Bantaeng Kabupaten Bantaeng.

B.       Alat dan Bahan
1.         Alat      : neraca ohauss, tabung spiritus, gelas ukur 100 ml, gelas ukur
               200     ml.
2.         Bahan  : -

C.      Langkah Kerja
1.      Menyiapkan alat untuk praktikum (Neraca ohaus 311 gram)
2.      Menentukan NST masing-masing lengan Neraca Ohaus yan digunakan
3.      Mengukur massa benda yang disediakan dengan menggunakan neraca.
4.      Mencatat hasil pengamatan pada tabel yang telah disediakan.
Tabel hasil pengamatan
Besaran yang diukur
Penunjukan skala tiap lengan
Hasil pengukuran tiap lengan
Hasil pengukuran

Lengan I   = ... skala
Lengan II  = ... skala
Lengan III = ... skala
Lengan IV = ... skala
...
...
...
...
... gram


Lengan I   = ... skala
Lengan II  = ... skala
Lengan III = ... skala
Lengan IV = ... skala
...
...
...
...
... gram


Lengan I   = ... skala
Lengan II  = ... skala
Lengan III = ... skala
Lengan IV = ... skala
...
...
...
...
... gram

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
NST Neraca Ohaus 311:
-     Lengan  I :
Batas ukur = 0,1 gram          jumlah skala = 10 skala
NST Lengan I =   =   = 0,01 gram
-     Lengan  II :
Batas ukur = 1 gram             jumlah skala = 1 skala
NST Lengan II =   =   = 1 gram
-     Lengan  III :
Batas ukur = 10 gram           jumlah skala = 10 skala
NST Lengan III =   =   = 1 gram
-     Lengan  IV :
Batas ukur = 100 gram         jumlah skala = 100 skala
NST Lengan IV =   =   = 1 gram

Hasil Pengukuran (HP) :
HP = (NST Lengan I × Penunjuk skala pada lengan I) + (NST Lengan II × Penunjuk skala pada lengan  II) + (NST Lengan III × Penunjuk skala pada lengan III) + (NST Lengan IV × Penunjuk skala pada lengan IV)

Tabel hasil pengamatan

Besaran yang diukur
Penunjukan skala tiap lengan
Hasil pengukuran tiap lengan
Hasil pengukuran
Tabung Spiritus
Lengan I   = ... skala
Lengan II  = ... skala
Lengan III = ... skala
Lengan IV = ... skala
0,8
8
20
100
128,008 gram

Gelas Ukur 100 ml
Lengan I   = ... skala
Lengan II  = ... skala
Lengan III = ... skala
Lengan IV = ... skala
0,5
8
40
0
48,005 gram

Gelas Ukur 200 ml
Lengan I   = ... skala
Lengan II  = ... skala
Lengan III = ... skala
Lengan IV = ... skala
0,5
4
100
0
104,005 gram


B.       Pembahasan
1.    Tabung spiritus
HP = (NST Lengan I × Penunjuk skala pada lengan I) + (NST Lengan II × Penunjuk skala pada lengan  II) + (NST Lengan III × Penunjuk skala pada lengan III) + (NST Lengan IV × Penunjuk skala pada lengan IV)
HP      = (0,01× 0,8 ) + (1× 8) + (1× 20) + (1× 100 )
           =   0,008 + 8 + 20 + 100
           = 128,008 gram
2.    Gelas Ukur 100 ml
HP = (NST Lengan I × Penunjuk skala pada lengan I) + (NST Lengan II × Penunjuk skala pada lengan  II) + (NST Lengan III × Penunjuk skala pada lengan III) + (NST Lengan IV × Penunjuk skala pada lengan IV)
HP      = (0,01× 0,5 ) + (1× 8) + (1× 40) + (1× 0 )
           =    0,05 + 8 + 40 + 0
           = 48,005 gram
3.    Gelas Ukur 200 ml
HP = (NST Lengan I × Penunjuk skala pada lengan I) + (NST Lengan II × Penunjuk skala pada lengan  II) + (NST Lengan III × Penunjuk skala pada lengan III) + (NST Lengan IV × Penunjuk skala pada lengan IV)
HP      = (0,01× 0,5 ) + (1× 4) + (1× 100) + (1× 0 )
           = 0,05 + 4 + 100 + 0
           = 104,005 gram


BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahwa neraca ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Caranya dengan menimbang beban yang akan di timbang dengan menggerakkan lengan neraca ohaus dengan menyeimbangkan berat beban.
B.       Saran
Dalam percobaan ini, kami menyarankan:
Keberhasilan suatu percobaan tidak lepas dari beberapa faktor yang terkait dalam pelaksanaan praktikum. Misalnya kelengkapan alat dan bahan di laboratorium, lengkapnya petunjuk atau prosedur praktikum, serta bimbingan yang penuh dari asistan lab atau siapapun yang bertanggung jawab terhadap jalannya praktikum.
Petunjuk yang diberikan hendaknya lengkap dan tidak terlalu membingungkan praktikan. Jika perlu dilengkapi dengan petunjukpetunjuk bergambar yang memudahkan praktikan untuk memahami prosedur kerja, cara penggunaan alat, jenis bahan,dan lain-lain.














DAFTAR PUSTAKA


Rizki, Auliansyah. 2013. Neraca Ohauss. [Online] http://animeandgamesz.blogspot.com. Diakses tanggal 31 Oktober 2014 pukul 18.00 WITA.
Abi hamid, mustofa. 2011. Neraca Ohaus. [online] http://mustofaabihamid.blogspot.com. Diakses tanggal 31 Oktober 2014 pukul 18.10 WITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut